Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Kamis, 28 Maret 2013

TUGAAS KLKP 27 MARET 2013

KOMPUTERISASI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN


Pengertian Dari World Financial Flow :

Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. perolehan ini tergantung pada bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung. Oleh karena itu pemilihan sumber dana harus dilakukan secara tepat.
Di dalam msyarakat terdapat orang memiliki dana lebih (A) dan orang yang yang membutuhkan dana (B). Tanpa adanya (A) atau (B) Bank tidak akan bisa hidup. Bunga untuk masyarakat yang menabung ditulis (i1) dan bunga bagi masyarakat yang meminjam ditulis (i2).
Jika ingin meminjam uang dengan A, antara si A dan si B harus memenuhi 2 syarat yaitu si B harus kenal terlebih dahulu dengan si A agar dapat dipercaya. Dan si A mempunyai uang untuk dipinjamkan untuk si B. Ini disebut dengan Double Coincidence. Dan di dalam double coincidence itu terjadi Financial Intermedit atau Perantara Keuangan.
Antara masyarakat yang menyimpan uangnya (A) di Bank berupa :
1. saving deposit = tabungan.
2. demand deposit = giro.
3. time deposit = deposit

Sedangkan dana yang dipinjamkan (B) untuk masyarakat berupa kredit atau loan. Di dalam (B), untuk mengurangi resiko, Bank lebih memilih 10 orang menabung masing-masing 1juta dari pada 1 orang menabung 10 juta. Inilah yang disebut dengan law of the large member atau hukum bilangan besar, dan hukum ini sangat bergatung pada masyarakat.
Adapun cara lain untuk mempertemukan A dan B selain melalui Bank adalah dengan Capital Market (i3). Capital market dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Saham (surat kepemilikan)
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk ‘menjual’ kepentingan dalam bisnis – saham (efek ekuitas) – dengan imbalan uang tunai. Imbalan tersebut berupa deviden atau capital gain.

2.  Dividen
Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Sedangkan capital gain adalah suatu keuntungan atau laba yang diperoleh dari investasi dalam surat berharga atau efek, dimana nilainya melebihi dari harga pembelian.

3. Obligasi (surat hutang)
obligasi merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Imbalan dari obligasi adalah diskonto.
Jika B mengalami kerugian atau kematian maka Bank tidak akan menanggung kerugian itu sendiri. Bank bekerja sama dengan asuransi. Sebut saja asuransi XYZ dengan premi 30% & up 30 jika asuransi XYZ tidak kuat menanggung kerugian Bank, maka terjadilah reasuransi kepada asuransi KLM dengan premi 30% & up 30, dan jika asuransi KLM tidak sanggup juga untuk menanggung kerugian BANK maka terjadilah retrocessi kepada asuransi ABC dengan premi 40% & up 40.
Demi mendapatkan saham BANK, asuransi ABC membeli saham-saham dari BANK untuk membuka usaha leasing sebut saja DEF leasing, biasanya leasing yang dibuka asuransi itu berupa kendaraan dan barang elektronik. Jadi selain asuransi ABC memiliki saham BANK, asuransi ABC pun memiliki usaha yang diberi nama DEF leasing.
Di indonesia untuk sekarang ini belum ada asuransi yang seperti asuransi ABC. Asuransi ABC baru ada di luar negeri. Dan yang dimaksud dengan transnational corporation jika perusahaan asuransi ABC memiliki saham dari beberapa BANK di negara lain.

Sabtu, 23 Maret 2013

PENGERTIAN PUISI

PUISI
Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
A. PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
- Jumlah kata dalam 1 baris
- Jumlah baris dalam 1 bait
- Persajakan (rima)
- Banyak suku kata tiap baris
- Irama
1. Ciri-ciri Puisi Lama
Ciri puisi lama:
a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
2. Jenis dan Contoh Puisi Lama
a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Contoh : Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
b) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,  2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka. Contoh : Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
c) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek. Contoh : Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
d) Seloka adalah pantun berkait. Contoh : Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
e) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat. Contoh : Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

NILAI SUBJEKTIF,OBJEKTF,INTRUMENTAL,INTRINSIK,RELATIF

Nilai Subjektif, Objektif, Instrumental (Ekstrinsik), Intrinsik, Relatif


Pengenalan

Secara umunnya, terdapat 6 jenis nilai utama yang sering digunakan oleh individu dalam pelbagai konteks, antaranya ialah nilai instrumental (juga dikenali sebagai nilai ekstrinsik), nilai intrinsik, nilai subjektif, nilai objektif, nilai relatif dan nilai mutlak (absolute).

Sebenarnya, nilai mempunyai beberapa fungsinya. Yang berikut adalah antara fungsi-fungsi terpenting bagi nilai. ( Eow B.H.,  2001)

Nilai berperanan sebagai satu kriteria atau piawai (standard) yang konsisten agar individu atau masyarakat bertindak dengan baik, betul dan boleh diterima. Fungsi ini membolehkan individu dan masyarakat menjadi agen moral dan pengkritik moral, iaitu mengetahui apa yang boleh dilakukan dan menilai kemoralan diri sendiri dan orang lain.

Selain itu, fungsi nilai juga sebagai satu tunjuk arah, rujukan dan panduan untuk menyelesaikan konflik moral. Ini bermaksud, walaupun dalam keadaan beberapa nilai mungkin berkonflik, keutamaan nilai seseorang itu akan membantunya menyelesaikan konflik yang dialami. Nilai bukan hanya sebagai perangsang, malahan membataskan perlakuan seseorang. Ini bermakna seseorang itu akan bertindak mengikut nilainya sendiri dan tidak akan melakukan sesuatu yang dirasakan berlawanan dengan nilai yang dihayati.

Di samping itu, nilai juga berfungsi sebagai batasan (restriction) terhadap perbuatan dan kelakuan individu atau masyarakat mengikut kehendak nilai yang dipengangi. Apabila kita dapat memahami dan menghayati nilai, maka kita akan melakukan perbuatan mengikut kehendak dan kepentingan nilai terhadap diri sendiri dan orang lain.


 
Dalam asas nilai etika, terdapat pelbagai cara dan konteks dalam menggunakan sesuatu nilai. Jadual berikut adalah tiga konteks utama yang boleh membantu seseorang itu memahami sesuatu nilai:


Jenis-jenis nilai
Peranan
·         Nilai Instrumental (Ekstrinsik)
·         Nilai Intrinsik
Nilai yang digunakan untuk menunjukan hubungan antara nilai.
·         Nilai Subjektif
·         Nilai Objektif
Nilai yang digunakan untuk menunjuk pandangan seseorang terhadap nilai.
·         Nilai Relatif
·         Nilai Mutlak (Absolute)
Nilai yang digunakan untuk menunjukkan apa yang dinilai.


Nilai Subjektif

Definisi bagi Nilai Subjektif adalah nilai (kualiti) yang diterima atau ditolak oleh seseorang individu dengan berdasarkan kepada pandangannya sendiri terhadap sesuatu benda atau perkara. Sebenarnya, Nilai subjektif adalah berasal daripada “dunia dalaman” individu, iaitu berpunca daripada dalaman individu.

Berdasarkan maklumat, boleh dirumuskan bahawa nilai Subjektif mempunyai beberapa fungsi yang penting. Antaranya adalah membayangkan keinginan, minat dan harapan terhadap sesuatu benda atau perkara. Nilai Subjektif juga berperanan dapat membayangkan perasaan gemar atau tidak gemar bagi individu terhadap sesuatu perkara atau benda.

Terdapat banyak contoh yang boleh dikaitkan dengan Nilai Subjektif dalam proses pembentukan moral individu, antaranya ialah pengunaan buku teks dalam pengajaran Pendidikan Moral. Secara amnya, penggunaan buku teks Pendidikan Moral adalah membantu pelajar mengkaji perkara-perkara yang dibincangkan. Pelajar boleh memberi nilai atau pendapatnya berdasarkan kehendakan soalan-soalan dalam buku tersebut dan ini dapat membentuk yakin diri dalam pelajar sendiri. Akan tetapi, sekiranya buku ini dibaca oleh individu yang mempunyai pemikiran kasar, maka buku itu tidak nilai bagi mereka. Kerana mereka akan berpendapat bahawa segala pengajaran atau maklumat dalam buku adalah tidak relevan dalam kehidupan.

Selain itu, kes hukuman rotan ke atas murid di dalam kelas juga merupakan salah satu contoh yang hangat dibincangkan dalam isu pendidikan. Sebenarnya, terdapat sebabnya guru merotan muridnya dalam kelas. Mungkin ia berlaku disebabkan murid tersebut terlalu nakal atau malas dalam kelas sehingga menganggu proses pengajaran dan pembelajaran. Contoh ini amat sesuai kerana ia boleh memberi impak kepada murid supaya mengamalkan amalan yang bagus dan bertanggungjawab sebagai penerima ilmu. Justeru, ia akan membantu remaja dalam membentuk  sikap dan moral yang baik.

Nilai Objektif
Definisi bagi Nilai Objektif adalah nilai yang bebas daripada pilihan peribadi. Nilai yang diterima atau ditolak berdasarkan pengalaman dalaman yang dialami atau berpunca dari aspek luar yang dipersetujui oleh kebanyakkan orang.  

Nilai Objektif berfungsi bagi menegaskan bahawa setiap barangan atau objek tersebut mempunyai bentuk dan kegunaan tersendirinya. Dengan dapat mengenalpasti bentuk atau kegunaan objek, maka kita dapat membuat pertimbangan selanjutnya.

Bagi contoh nilai ini, seperti isu pergaduhan dalam masyarakat hendak dielakkan menjadi satu pengajaran bagi remaja masa kini bagi aspek perpaduan. Contoh ini adalah diterima dengan sokongan bukti pengajaran daripada tragedi 13 Mei 1969.  Secara umunnya, pengaduhan sememangnya akan membawa kesan yang negatif kepada banyak pihak dan harus dielakkan. Jadi, ia secara langsung dijadikan pembentukan moral yang kukuh dalam jiwa anak bangsa yang cinta kepada keamanan.

Seterusnya, contoh lain seperti pandangan tentang penderaan haiwan adalah tidak mencerminkan nilai perikemanusiaan.  Sebenarnya haiwan memang memberi banyak kegunaan dan kelebihan kepada manusia. Dengan itu, segala kebajikan bagi haiwan harus dijaga oleh tuannya.  Akan tetapi, masih terdapat penderaan haiwan dengan cara dendaan atau deraan memang harus dikejikan. Ini dapat membolehkan remaja mengamalkan nilai moral dengan tidak mengabaikan kebajikan pihak lain.



Nilai Instrumental (Ektrinsik)

Definisi bagi nilai instrumental adalah nilai yang memerlukan kepada nilai lain untuk mencapai sesuatu matlamat . Kualiti yang diterima atau ditolak sebagai alat mencapai sesuatu matlamat. Nilai instrumental ini adalah nilai peringkat kedua (second order value), misalnya berani, rajin, dan hormat-menghormati.

Nilai Instrumental dijadikan satu kepiawaian kepada apa yang dilaksanakan serta membentu adalam menunjukan arah dan menjadi penentu dan dalam membuat pilihan dan tindakan. Akan tetapi, nilai ini menegaskan unsur teguh beriman dan bertakwa dalam setiap tindakan.

Bagi contoh yang boleh dikaitkan dengan nilai instrumental ini adalah: Albert suka membantu rakan-rakannya menyelesaikan masalah matematik bukannya mengharapkan sebarang balasan daripada rakan-rakannya tetapi untuk memantapkan kemahirannya dalam menyelesaikan masalah matematik pada diri sendiri. Contoh ini dapat membantu remaja mengamalkan nilai baik dan diberi pengetahuan bahawa memberi bantuan juga boleh mendatangkan kelebihan pada diri sendiri.

Selain itu, contoh seperti Cikgu Lee mendenda Siew Ming, seorang pelajar yang gagal dalam Bahasa Cina. Akan tetapi, sekirannya dipandang secara positif bagi tindakan Cikgu Lee tersebut sebenarnya adalah untuk meningkatkan semangat memajukan diri dan mengharapkan prestasinya akan bertambah baik pada ujian yang akan datang. Ini membolehkan remaja berfikiran jauh bahawa terdapat niat baik sebelah dendaan dan mengikis perasaan dengki atau benci antara murid dengan guru.

Di samping itu, contoh yang biasa dilihat adalah pihak sekolah mengenakan tindakan disiplin bagi pelajar yang merokok demi menjaga tatatertib para pelajar. Tindakan sekolah ini bukan sahaja boleh menjaga tingkah laku murid-murid, malah ia juga dapat membentuk nilai moral dalam kalangan murid, khasnya remaja kini.


Nilai Instrinsik

Nilai instrinsik  boleh didefinisikan sebagai nilai yang tidak perlu bergantung kepada nilai lain untuk mencapai matlamatnya, kerana nilai itu sendiri merupakan matlamat akhir. Kualiti bagi nilai diterima atau ditolak semata-mata ia berniat baik atau buruk dan tanpa mengira kesannya. Nilai ini merupakan nilai peringkat pertama (first order value), misalnya baik hati, kasih saying, keadilan dan sebagainya.

Nilai ini mempunyai fungsi tersendiri, antaranya ialah menjadi penentuan dalam membuat pilihan atau tindakan. Nilai ini juga menegaskan menyempurnakan tugas dan amanah serta mengutamakan keadilan dalam setiap perbuatan.

Contoh yang boleh dikaitkan dengan nilai ini adalah seperti Situasi Musan ialah seorang ketua kelas tingkatan Enam Biru. Walaupun Musan sebagai pengadil dalam pertandingan banner antara kelas. Walaupun rakan sekelasnya menyuruhnya memberi markah yang tinggi kepada kelas mereka atas statusnya. Namun, Musan tidak berbuat demikan kerana dia menilai semua karya dengan teliti dan adil tanpa dipengaruhi oleh permintaan rakan-rakanya. Contoh ini dapat memberi gambaran kepada remaja supaya bertindak dengan saksama dalam segala hal.

Selain itu, contoh yang boleh diambil seperti Zaini sedang menunggu bas di sebuah pondok bas. Tiba-tiba seorang gadis yang kelihatan dalam keadaan takut dan menyembunyikan diri di belakang pokok. Kemudian, terdapat tiga orang pemuda garang muncul dan bertanya kepada Zaina sama ada ternampak gadis itu. Zaini berbohong mengatakan bahawa gadis itu telah menaiki teksi beberapa saat yang lalu. TIndakan Zaini ini adalah ingin menolong gadis melepaskan diri daripada kesusahan. Contoh ini dapat menerapkan nilai menghulur bantuan dengan tanpa keraguan dalam kalangan remaja. Ini dapat memberi impak kepada remaja supaya mereka mengetahui bahawa kadang-kala pembohongan juga boleh membantu orang. 

Nilai Relatif

Secara umunya, nilai realatif boleh didefinisikan sebagai nilai yang diterima atau ditolak dengan berdasarkan peraturan masyarakat untuk mencapai matlamat masyarakat. Nilai relatif ini adalah bersifat arbitrary, iaitu tidak tertentu, tidak sempurna dan berbeza antara masyarakat yang berlainan. Jadi, nilai relatif ini boleh berubah mengikut semasa dan fahaman mengenai benar atau salah bagi suatu topik yang dibincangankan.

Nilai relatif membolehkan semua manusia membentuk nilai norma masyarakat yang berbeza mengikut kesesuaian pandangan masyarakat masing-masing. Nilai ini mampu mengubah nilai norma masyarakat mengikut masalah yang dihadapi dan juga pemikiran manusia. Nilai relatif yang berdasarkan pandangan digunakan untuk menggantikan nilai atau norma masyarakat yang tidak sesuai atau kurang relavan.

Contoh bagi nilai relatif ini adalah seperti situasi pergaulan bebas antara remaja yang berleluasa serta menjadi isu hangat pada masa kini. Walaupun perkara ini adalah biasa di negara barat, tetapi ia adalah masalah sosial yang hangat di Malaysia.  Negera Barat berpandangan perkara ini adalah tidak bersalah dari sisi undang-undang, manakala Malaysia berpandangan serius tentang isu ini kerana ia membawa kesan seperti orang yang terlibat akan dipandang keji dan dikutuk oleh orang lain. Ini membawa pengajaran kepada remaja supaya mengamalkan nilai relatid yang mengutamakan pandangan dan peraturan dalam masyarakay yang mana ia berada.

Selain itu, kes bersedudukan sebelum berkahwin juga merupakan contoh bagi nilai relatif. Kita tahu bahawa amalan suami isteri tinggal bersama tanpa nikah adalah perbuatan yang tidak dibenarkan dari segi agama dan dikeji oleh masyarakat. Akan tetapi, kes ini dialukan semata-mata bertujuan untuk memadankan bakal pasangan suami isteri. Disebabkan kes ini dipandang serius di Malaysia, maka ia beri pengajaran kepada remaja masa kini supaya bertindak dengan rasional dan mesti selaras dengan pandangan masyarakat.

Di samping itu, contoh kebebasan memilih pasangan perkahwinan pada dahulu dan kini. Pasa masa dahulu, orang tiada kebebasan untuk memilih pasangan hidupnya. Tetapi, masa kini remaja diberi bebas untuk memilih pasangannya. Menerusi contoh ini, dapat dilihat perubahan zaman membawa ubahan dan pemikiran remaja masa kini harus selaras dengan faham masyarakat dan bukannya mementingkan hasrat diri sahaja.

ICONTOH ILMIAH YANG ILMIAH,ILMIAH YANG TIDAK ILMIAH

CONTOH ILMIAH
Mahasiswa gundar semester 6 sudah harus membuat PENULISAN ILMIAH(PI) jika tidak membuat PI maka nilai disemeter 6 tidak diberikan.

CONTOH ILMIAH YANG TIDAK ILMIAH
Mahasiswa gundar jika nilai jelek atau tidak mencukupi diwajibkan untuk UM,Tapi kenyatannya tidak semua mahasiswa gundar untuk um,kenyatannya ngulang kelas pun diijinkan oleh pihak kampus.

CONTOH KASUS ILMIAH

1.  Kasus ini merupakan kasus yang terjadi antara pihak AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) yang menentang keputusan pemerintah mengenai UU No. 41/1999. UU ini dianggap melahirkan ketidakpastian hak bagi masyarakat adat atas wilayah adat mereka yang akhirnya melahirakn kemiskinan bagi masyarakat adat itu sendiri (Kasepuhan Cisitu, Lebak, Banten). Lebih khususnya mereka meminta MK untuk membatalkan dan merubah (penambahan atau pengurangan) terhadap beberapa pasal di antaranya: 1. Pasal 1 ayat 6: Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat. 2. Pasal 4 ayat 3: Penguasaan hutan oleh Negara tetap memperhatikan hak masyarakat hukum adat, sepanjang kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya, serta tidak bertentangan dengan kepentingan nasib masyarakat.
Solusinya jadi seharusnya pemerintah lebih mementingkan juga nasib-nasib masyarakat yang memang masih berkeyakinan terhadap adat,karena menurut mereka semua adat itu adalah salah satu peninggalan nenk moyang yang memang harus dijalanin,dan tidak boleh diapus,karena mereka sudah berkeyakinan seperi itu,memang sekarang jamannya sudah moderen,tapi apa boleh buat jika lah mereka bependidikan tinggi pun meraka pasti mengerti,tapi pendidkan mereka diluar sana pun masih kurang,jadi tidak bisa menyalahkan mereka semua juga

Solusinya jadi